Wednesday, April 1, 2015

UPKSBS Present “Ngobrol Film”



      Hari sabtu malam tanggal 21 februari 2015 UKM Seni UMI lagi mengadakan ngobrol film dengan tema Ketidakberhingan Makna. Dimana yang bertanggang jawab atas kegiatan tersebut adalah k’ ciwang dan selaku moderator yaitu k’ Pute. Adapun film yang akan ditayangkan berjudul Life Of Pi yaitu sebuah film yang di angkat dari sebuah buku novel.
       Jadwal pemutarannya film tersebut sebenarnya dimulai pada pukul 19.00 WITA. Namun mungkin pemutarannya agak sedikit molor dari waktu yang ditentukan dikarenakan ada sedikit hambatan dari pihak penanggung jawab kegiatan. Dimana dalam persiapan k’ ciwang sendiri kewalahan mencari proyektor untuk kegiatan tersebut, namun karena usaha dan namanya tanggung jawab proyektor pun dapat dihadirkan meskipun dipinjam. Setelah proyektor pinjaman ada, beberapa orang dilaboratorium UKM Seni UMI termasuk ketua umum membantu memasang bekas spanduk berlatar putih tempat dimana nantinya akan ditembakkan cahaya proyektor dan menyiapkan beberapa kebutuhan dalam pemutaran film nantinya. Bersamaan dengan itu, beberapa orang penonton terlihat sudah berdatangan menantikan kegiatan ngobrol film ala UKM Seni UMI di mulai.
            Tepat pukul 19.35 kegiatan tersebut pun di buka oleh k’ Pute selaku moderator membeberkan sedikit informasi dari film yang akan ditayangkan. Termasuk pencerahan bagi penonton dimana penonton diwajibkan agar dapat memaknai film Life Of Pi itu sendiri. Baik dari persepektif manapun, entah itu alur cerita, penokohan, multimedia, dan lain-lain. Karena setelah film diputar akan dilanjutkan dengan ngobrol film, dimana penonton dapat memberikan pendapat mengenai apa yang mereka tangkap dari film tersebut.
            Lampu teras laboratorium UKM Seni UMI pun dimatikan dan selamat menyaksikan. Sorotan cahaya proyektor yang bergambar menembak ke arah spanduk berlatar putih menandakan film telah dimulai. Penonton yang mayoritasnnya adalah anggota UPKSBS UKM Seni UMI pun mulai mengambil posisi duduk yang nyaman dan memfokuskan mata, telinga, dan pikiran ke arah layar tancap. Suasana pun mulai hening dan tenang, tak ada suara dari penonton kecuali suara adegan-adegan film yang berasal dari pengeras suara.
            Meskipun suasana tampak tenang, namun ada beberapa penonton yang sibuk dengan gadgetnya. Mungkin mereka memperbarui status dan lain-lain. Ada pula penonton yang sibuk mencari rokok bahkan cemilan. Nah, karena salah satu penonton memancing untuk mengumpulkan uang membeli gorengan. Beberapa penonton mengeluarkan uangnya untuk dibelikan gorengan. Cemilan memang bisa dikatakan penting dalam menonton sebuah film karena kurang nikmat rasanya jika menonton tidak ditemani cemil-cemilan, minuman dan rokok bagi yang merokok agar dalam memaknai film lebih santai dan rileks. Kebetulan bioskop ini beda dengan bioskop yang ada di pusat-pusat perbelanjaan yang memiliki banyak aturan. Bioskop ala UKM Seni UMI ini memberikan ruang bebas senyaman mungkin bagi penonton.
            Pukul 07.50, setelah beberapa menit film terputar. Suara adzan shalat isya terdengar di sela-sela pemutaran film. Namun tak satu orang pun penonton yang bergegas ke masjid untuk melaksanakan shalat secara berjamaah. Mungkin terlalu asyik menikmati film yang ditayangkan. Karena terlalu asyik, beberapa penonton yang tidak kebagian tempat duduk dengan santai duduk melantai beralaskan sandal tanpa menghiraukan nyamuk-nyamuk yang menggigit.
            Lama kelamaan, satu persatu jumlah penonton bertambah dengan datangnya beberapa anggota UPKSBS. Salah satunya k’ Bahar, yang datang menghampiri tempat duduk penonton dan cuma menengok-nengok lalu pergi lagi dengan motornya.
            Meski jumlah penonton tidak terlalu ramai, namun suasananya lebih nyaman karena berada ditempat terbuka. Udara sejuk malam hari lebih bebas berhembus ke tempat duduk penonton yang ujung-ujungnya berefek ke perut. Yah lapar karena angin malam, itulah yang dirasakan penonton. Namun tak lama kemudian gorengan yang telah lama ditunggu telah datang. K’ Deka dan k’ Aldi datang berboncengan dengan motor membawa beberapa kantongan yang berisi gorengan yang masih hangat disantap sambil menonton.
            Yang namanya makanan itu pasti mengundang perhatian. Begitu juga dalam pemutaran film kali ini. Gorengan yang datang seolah-olah menjadi iklan,  membuat penonton lebih fokus ke gorengan mungkin karena sudah terlalu lapar. Kunyah dan mengunyah, itulah dilakukan penonton sambil menikmati film yang disajikan dilayar tancap kali ini.
            Sesekali penonton terkaget oleh beberapa adegan-adegan film yang menegangkan. Bahkan ada salah beberapa penonton ada yang berteriak kelli-kelli (Istilah teriak histeris dalam bahasa bugis). Namun ketegangan berlalu karena ada satu adegan yang lucu membuat penonton tertawa dan salah satu penonton berkata “Dia Berenang” dengan aksen salah satu daerah di Indonesia.
            Tak terasa waktu terputar, makanan yang disajikan habis duluan dibanding film yang di putar. Suara penonton dengan gerakan melemaskan tubuh yang kaku menandai berakhirnya film yang ditayangkan. Sebagian penonton berhamburan keluar dari teras laboraorium UKM Seni UMI dan lampu teras pun kembali dinyalakan.
            Setelah itu moderator yang cantik jelita k’ pute kembali berbicara di hadapan penonton dan berkata “Siapa yang masih ingat nama Harimau?”. Ada yang jawab Peter Parker dan Richard Parker. Dan selanjutnya moderator mengajak penonton untuk ngobrol mengenai film yang di putar selama 2 jam lebih.
“Yang ingin berpendapat silahkan angkat tangan dan sebutkan nama!” kata moderator ke penonton.
            Resky Utari yaitu penonton yang mengangkat tangan pertama dan mengatakan pendapatnya tentang film Life Of Pi bahwasanya “Tokoh dalam film, memiliki perjuangan hidup yang tidak mudah dan menyerap apa yang ada disekitarnya”.
Lanjut, “Film yang ditampilkan bernuansa pluarisme dan dimana sang tokoh utama mencari Tuhan dengan cara berpindah-pindah agama, mengakui adanya Tuhan dan Agama dan mengesampingkannya lalu mencoba menghilangkan batas-batas dalam Agama meskipun akhirnya tokoh dalam film mengikuti ayahnya yang rasionalis!” Kata penonton yang biasa di panggil k’ Ube.
Sedikit tambahan dari moderator “Sorotan mata hewan adalah cerminan emosi manusia” kata ayah tokoh utama yang sempat dikutip oleh moderator.
            Kemudian, k’ Aldi menyampaikan tentang apa yang ia tangkap setelah menonton film Life Of Pi adalah dimana k’ Aldy hanya bingung dan tidak mengerti dengan beberapa adegan dalam film tersebut. Salah satunya yaitu gigi yang terbungkus oleh daun tanaman. Pendapat k’ Aldy membuat suasana penonton ikut kebingungan.
Namun penonton bernama Bintang mengatakan pendapatnya film tersebut bagi dia hanya ada 1 kalimat yaitu “Hubungan Pencipta dan yang di Ciptakan”.
            Film ini menarik diawal karena banyak menampilkan unsure budaya bahkan ada adegan percintaan yang tidak lebay (berlebihan) tapi tersirat” K’ Ube menambahkan sedikit pendapatnya tentang film tersebut.
            Lalu along berpendapat “Film ini bercerita tentang keyakinan tokoh utama terhadap Tuhan”.
            Setelah Along berpendapat, tiba-tiba k’ Aldi berbicara “Dua ji yang saya dapat dari nonton film tadi, gorengan sama teh. Ehh, sama rokok dari k’ Ube. Terima Kasih k’ Ube” sedikit lelucon dari k’ Aldy disela perbincangan mengenai film tersebut dan penonton yang lain tertawa mendengarkan perkataan k’ Aldi.
            Sebesar bagaimanapun masalah pasti ada jalan keluarnya” adalah makna yang dapat dipetik dari film tersebut kata k’ Dwi.
            K’ Affan pun meminta ijin dari moderator untuk berpendapat. “Film ini sulit dimaknai karena memiliki banyak premis”.
            Moderator pun memberikan tambahan informasi. “Film ini di angkat dari kisah hidup seseorang yang ditulis oleh penulis berasal dari Kanada yang berkunjung ke India dan melakukan beberapa penilitian terhadap seseorang yang diceritakan tersebut”.
            Bisa saya berbicara?” Kata k’ Ahyar ke moderator. “Film ini banyak yang tidak masuk akal!”
            Lalu k’ veno berkata “Menariknya ini film yaitu dimana memadukan sang peniliti dan sang penulis fiksi yang berseberangan tapi dapat berjalan seiringan di film ini”. Langsung saja k’ Ube berbicara “Saya Curiga tokoh utama film ini pembunuh dan cuma menggambarkan manusia yang lain dengan karakter hewan yang mirip dengan karakter manusia yang ditemani sang tokoh utama! Karena banyak adegan fiksi didalamnya.”
            Bagaimanapun  kisah nyata yang difilmkan pasti ada unsure fiksi didalammnya” k’ Veno yang berbicara dengan k’ Ube. Karena kedua penonton tersebut asyik ngobrol, mereka lupa kalau ada moderator dalam ngobrol film tersebut. Akhirnya sang moderator angkat bicara memotong pembicaraan mereka “k’ ada moderator, pulang ma saya kalau tidak di anggap jeka” k’Pute sambil tertawa kecil (hehehehe).
            Karena banyaknya pendapat dari penonton hingga membuat penonton yang hadir agak bingung dengan kesimpulan dari film ini. Maka dari itu k’ ube menyarankan agar teman-teman yang hadir dapat membuat sebuah karya tulis mengenai film yang tadi diputar terserah dari masing-masing perpektif teman-teman yang hadir.
            Dan waktu yang menunjukkan hampir larut malam, satu persatu penonton pulang mengingat situasi Makassar yang marak terjadinya aksi criminal di malam hari. lalu moderator pun menutup kegiatan ini dan menyerahkan sepenuhnya ke k’ Ciwang.
            K’ Ciwang pun memberikan beberapa arahan buat penonton yang ingin membuat karya tulisnya tentang film yang ditayangkan tadi lalu menutup kegiatan tersebut. Kegiatan ini Insya Allah akan di adakan rutin di laboratorium UKM Seni UMI dan semoga kedepannya film yang di tayangkan lebih keren lagi. Terima Kasih.

No comments:

Post a Comment