Wednesday, April 1, 2015

Resume Buku Aforisma Cinta - Ahyar Anwar



Buku ini adalah sebuah petualangan kata dalam kehidupan penulis. Tentu terkait dengan cara penulis merespon dunia dalam kehidupan penulis secara intelektual. Penulis tidak mau terjebak dalam dunia secara formal diatur dalam kamus bahasa. Dalam banyak hal, si penulis ingin mempunyai kata-kata sendiri. Penulis membayangkan isi buku ini seperti aforisme yang berasal dari akar bahasa Yunani kuno, aphorismos, yang bermakna ‘frasa-frasa yang berisi kebenaran umum’; semacam turunan kata kerja aphorize yang berarti ‘saya mendefinisikan’. Beberapa turunan singular lainnya adalah aforisman, aforismar, dan aforimane. Penulis lebih suka menggunakan aforisma agar terasa sedikit manis karena nyaris seluruh frasa-frasa dalam buku ini terkait dengan cinta; meski soal cinta nyaris sepenuhnya pahit.
                Kata-kata dalam buku ini adalah cara penulis mendefinisikan dunia melalui makna-makna yang orisinal, tetapi tanpa berharap mendeterminasi kebenaran umum. Beberapa kata-kata aforistik dalam buku ini mungkin saja ada yang disetujui oleh pembaca bahkan mungkin sebagian tidak disetujui. Tentu saja itu menjadi sangat lumrah karena tidak semua yang di alami penulis berasal dari sudut pandang umum. Penulis hanya menuliskan frasa-frasa yang terkait dengan prinsip-prinsip pemikiran penulis seputar cinta dan kehidupan yang terkait dengan cinta.
                Kata-kata dalam buku ini adalah sebuah tarian stilistika. Kadang menyerupai puisi, kadang seperti doktrin-doktrin, kadang candaan, kadang pula menjadi sebuah belitan filosofis. Penulis tidak bermaksud membuat semacam konstruksi filsafat cinta. Penulis hanya ingin membuat intro pada pemikiran cinta. Mencoba membuat sebuah serpihan-serpihan frasa yang cukup untuk mengganggu the hangat dengan sebulatan donat di kafe untuk merefleksikan cinta. Yang tak satupun manusia bisa menghindarinya. Buku ini mengajak siapa saja untuk berani memikirkan kembali cinta.
                Kata-kata aforisma dalam buku ini sama sekali ditujukan untuk menjadi sebuah karya motivator yang popular pada masa depresi modernitas saat ini. Mimpi seakan-akan tumpah dalam simulacra kehidupan nyata. Dunia gemerlap yang mewah berada dalam satu naungan atap dengan kehidupan yang miskin dan menyedihkan. Namun, bagi penulis sendiri kata-kata motivator hanyalah kata-kata sugestif yang bersifat hipnotis.
                Sekali lagi, kata-kata aforisma dalam buku ini hanya sebuah intro untuk melakukan refleksi atas tema besar tentang cinta. Kata-kata dalam buku ini justru mengajak untuk keluar dari bujuk rayu kata-kata. Kata-kata dalam buku ini menawarkan sebuah arena berpikir dan permainan perbandingan sehingga ketika penikmat telah berfikir dan membandingkan maka kata-kata itu telah berubah menjadi sebuah pengalaman dalam diri sendiri.
                Ada banyak kata-kata yang dituliskan sang dalam buku ini tentang aforisma cinta mulai dari Abjad A hingga Z.
AFORISMA CINTA
Hukum bukanlah sekadar keadilan yang dibayangkan, hukum juga bukan kebenaran yang dituliskan, tapi hukum adalah bertemunya kebenaran dan keadilan dalam satu keputusan.
Rindu bukanlah sebuah ilusi tentang kekasih hati yang seperti lukisan abstrak dan menempel di dinding hati. Rindu adalah bertemunya satu kegelisahan yang sama pada dua hati yang berbeda dalam satu nafas yang sunyi.
Kematian bukanlah sebuah akhir dari kehidupan, bukan juga sebuah kepergian yang tak kembali. Kematian adalah bertemunya akhir dari kisah hidup dan awal dari kisah yang terhidupkan.
Kebersamaan bukanlah sekadar berada dalam ruang dan waktu yang sama. Kebersamaan adalah bertemunya waktu harapan dan ruang tujuan-tujuan dalam satu langkah yang sama.
Pertemuan bukanlah sebuah momen ketika seseorang menemukan seseorang. Pertemuan adalah momen ketika dua orang dipertemukan oleh sebuah peristiwa dalam satu titik takdir yang sama.
Perpisahan bukanlah soal rekahan jarak antara satu orang pergi dan satu orang yang ditinggalkan. Bukan pula soal perenggangan jarak antara satu orang yang pergi dan satu orang lain yang juga pergi. Perpisahan adalah bertemunya kenangan bersama dan harapan yang selesai dalam satu kisah yang terputus.
Kehidupan bukanlah sekadar suatu fase dari sebuah ketiadaan menuju kematian, bukan juga sekadar sebuah keberadaan yang bergerak menuju ketiadaan. Kehidupan adalah sebuah taman pertemuan tempat kita menanam keberadaan kita untuk menumbuhkan kehidupan kita pada taman kematian.
Kesedihan bukanlah sebuah derai derita jiwa yang menetes pada kebeningan air mata. Bukan pula sebuah kehilangan yang tak dikehendaki. Kesedihan adalah bertemunya yang kita cemasi dengan sesuatu yang tak kita mengerti dalam satu kepastian yang tidak berdaya.
Tapi cinta adalah bertemunya aku dan kau, dari diri yang hilang menjadi satu cahaya yang merangkum semua hukum, kerinduan, kesedihan, kebersamaan, pertemuan, perpisahan, kehidupan, dan kematian.
BAGAIMANA
Bagaimana jika suatu pagi yang murung dan hujan sedang mengisi kedalaman khayalmu dengan keharuman musim yang basah, lalu tiba-tiba menyelinap seorang kekasih yang indah di kedalaman kesunyianmu dan berbisik, “Aku datang dengan sebuah kedatangan yang tak menyisakan kepergian,”?bagaimana?
CAHAYA
Cahaya adalah tanda-tanda Tuhan yang hidup menyala dalam dirimu.
DUSTA
Jika engkau berada dalam cinta, engkau pasti pernah berdusta. Kita semua punya dusta dalam cinta. Sebagian dari kita mendustai cinta agar membuat cinta terasa seperti cinta bagi yang kita dustai. Sebagian dari kita mendustai seseorang agar ia merasa nyaman dengan cinta yang mendustainya. Semua yang menyentuh cinta akan menyentuh dusta, tetapi tetap saja tidak semua dusta dapat disamakan. Sebagian dusta berakhir pada keindahan yang tak bisa didustai.
EGO
The last ego:”Seperti keheningan yang tumbuh di tepi pagi dan tidak mendengarkan bisikan kehidupan yang memeluk kerinduannya. Aku tak ingin tumbuh di tepi kerinduanmu yang hilang batas dengan kerapuhanku hingga aku tak lagi bisa mendengar suara cintamu yang menghidupkan jiwa.”
FIKSI
Mengapa membaca fiksi (karya sastra seperti novel) menjadi begitu penting? Karena Negara di Amerika Selatan pernah selama tiga abad melarang penduduknya membaca fiksi, nyatanya mereka menciptakan kebohongan dalam kehidupannya. Fiksi menjadi begitu penting karena membuat yang membacanya menjadikannya kenyataan dalam hidupnya. Tanpa fiksi, manusia hanya menjadikan kenyataan sebagai sebuah dusta.
GILA (KEGILAAN)
Siapa bilang gila hanya soal kekacauan kesadaran? Orang gila yang sesungguhnya kadang adalah orang normal yang tidak bisa dimengerti dan di antara semua kegilaan manusia! Ada dua kegilaan yang paling tidak bisa dimengerti.”Yang pertama adalah pernikahan yang tek jelas tujuannya dan yang kedua adalah perjalanan bulan madu ke Paris untuk pernikahan itu!”
HUJAN (2)
Menemani hujan yang sedang kesepian menjelang senja. Saya baru tahu kalau hujan bisa menangis! Maka saya menawarinya nyayian gurun pasir agar ia tahu, betapa banyak waktu gurun-gurun itu merindukannya.
IKATAN
Jika engkau mengikatku dengan lingkaran keabadian cinta maka aku akan menjadi engkau dalam kita! Kita akan menjadi cinta dan cinta akan menjadi kita. Dan cinta akan menjadi musim rindu yang tak berbatas!
JUJUR (KEJUJURAN)
Apa yang bisa kita jelaskan dari sebuah sifat yang terlanjur tertera dalam kamus-kamus bahasa apa pun. Sesuatu yang ketika kita membicarakannya mungkin sedang tidak kita miliki atau sesuatu yang saat kita meneriakkannya memang sudah tidak pernah ada! Nietzsche mengatakan, “Tidak ada orang yang cukup jujur yang sedang membicarakan kejujuran.”
KENANGAN (1)
Kenangan adalah sejenis luka yang pada ujungnya ada bunga yang berduri rindu.
LIRIKAN
Cinta meletakkan kelopaknya pada matamu, dan tak mungkin bagiku melarikan diri dari lirikannya!
MALANG
Lelaki yang malang adalah seseorang yang mengetahui semua jawaban tentang cinta dan memahami semua cara untuk mencintai, tapi tak seorang pun mau mencintainya.
NAPAS
Napas adalah permainan tarik ulur kematian dan kehidupan yang menjaga keduanya berada di tempatnya masing-masing. Seperti juga udara yang terus akan menghembus pada garis cahaya waktu tanpa pernah tergantung pada siapa yang sedang bernapas dan kehilangan napas pada malam ini! Engkau akan terus terawetkan dalam kerinduanku yang berdesir hingga akhir waktu.
ORANG GILA
Untuk soal cinta, saya sama dengan orang gila. Kami berdua tidak pernah merasa ragu bahwa sedang tergila-gila!
PUISI
Puisi adalah cara puitis untuk berkelahi dengan sunyi. Puisi juga adalah cara indah untuk mengawetkan ketiadaan.
Q
Dari jajaran huruf pada kamus, huruf Q adalah yang paling tak berdaya menjelaskan makna. Itulah sebab yang mistis dari orang inggris menamakan ratu mereka dengan huruf Q. jika kita menemukan seseorang yang kita cintai, sesungguhnya kita memperlakukannya dengan kekuatan huruf Q. kekuatan untuk mengikat dalam lingkaran yang bersimpul. Huruf Q juga menyerupai sebuah cincin. Lingkaran kecil yang mengikatkanku pada sebuah perasaan yang ganjil.
ROMANTICA
Romantica del mundo: “Cinta ini adalah kegelapan malam yang dipenuhi pertanyaan binatang yang berkedip tanpa jawaban waktu! Rindu itu hanyalah keraguan embun yang tumpah pada cahaya bulan di daun-daun yang basah.”
SUNSET
Sunset itu situasi tragis! Di dalam dirinya ada malam yang akan menjelang dan sore yang hilang.
TAWA (TERTAWA)
Francois Rebelais, seorang novelis Eropa, menulis sebuah novel dengan judul Tuhan Tertawa Suatu Hari. Tetapi menurutku, Tuhan tertawa suatu hari! Hari ketika engkau berpikir bahwa cinta akan membuatmu bahagia!
UNTUNG (BERUNTUNG)
Jika ada orang yang berbahagia yang bertanya padamu mengapa engkau lebih memilih menyendiri dengan kesedihanmu, seperti jika ada orang yang kecanduan teknologi yang bertanya mengapa anda tidak pergiantrian blackberry baru dengan diskon 50%, atau jika ada politisi yang bertanya mengapa Anda tidak mengantri dalam melaksanakan hak politik Anda, katakana saja, “Aku selalu merasa beruntung berada sendirian di tempat yang benar daripada beramai-ramai di tempat yang keliru”.
VERTIGO (2)
Sebelum meninggal, Socrates mengatakan, “Hidup itu adalah sakit yang berkepanjangan.” Tentu kematian adalah satu-satunya jalan untuk sembuh dari sakit yang berkepanjangan itu. Jika hidup adalah sakit yang berkepanjangan, cinta adalah rasa vertigo yang tiada henti. Satu-satunya jalan untuk sedikit lebih baik adalah memuntahkan sebagian besar harapan yang terlanjur dibayangkan.
WAKTU (1)
Time is money” katanya! Padahal, yang ia tahu hanyalah uang! Ia tak pernah tahu arti waktu! Apakah karena “Times is money” lalu uang membeli waktu? Apa yang tak bisa terbeli adalah waktu yang di dalamnya ada keabadian! Inti dari keabadian cinta adalah cinta yang tak menginginkan dan tak meminta! Ia hanya cinta! Ia hanya seseorang yang datang menembusi pagi untuk menghibahkan sedikit waktunya yang paling tulus pada senyumannya yang merekah bagai bunga-bunga asteria yang lembut! (Berapa kau akan membeli waktu seperti itu?)
ZIKIR
Catatan diserpihan terakhir hujan di ujung senja ini. “Aku kian mengerti, betapa aku melihat kelopak melati di matamu tak sekadar berwujud, tapi juga bersujud! Aku kian mahfum bahwa air mata yang berbulir bening dimatamu tak sekadar mengalir, tetapi juga berzikir!”

                Dari semua kekacauan tentang cinta itu, penulis tidak sedang mencoba menyajikan apa pun untuk dinikmati. Penulis hanya mencoba memecahkan batu besar ketidakmengertian penulis tentang cinta. Menjadi serpihan-serpihan frasa-frasa kebingungan. Layaknya serakan kerikil-kerikil, maka siapa pun bebas untuk merajutnya menjadi mozaik-mozaiknya sendiri-sendiri. Kebenaran bentuknya yang terbuka untuk terus menerus berubah. Atau menjadi sebuah sihir kecil untuk sebuah keajaiban sederhana mengobati rasa luka atas ketidaktahuan.
                Aforisma cinta ini menyerupai ranting-ranting makna yang patah. Fragmen suara-suara hati yang melenting dalam sunyi. Ketika semua makna berubah, aforisma membawa cinta pada irama kerinduan yang berdetak tetap ditempatnya dan memercik ke dalam sunyi. Aforisma mengajak siapa saja untuk terkurung dalam rumah cinta. Sekalipun suatu saat nanti segala keindahan kata-kata akan gugur dalam kemewahan waktu.
                Aforisma cinta ini mungkin juga hanya serpihan kata-kata yang menyerupai mozaik dengan sketsa sederhana tentang pintu rahasia cinta. Sesuatu yang mungkin hanya bisa di goda dengan rahasia yang sama. Layaknya kekasih dengan impian yang dipenuhi tragedi putus asa. Kata-kata aforisma ini hanya ingin mengejar bayangan keabadian cinta dalam kefanaan. Menawarkan sebuah peseta kecil kesedihan dengan bisikan lembut yang selalu saja tertahan: Karena senyumanmu adalah kemenangan yang tak bisa aku dapatkan! Maka aku mencintaimu dengan pengorbanan rindu tanpa masa depan! Demikianlah, engkau akan abadi dalam waktuku.

UPKSBS Present “Ngobrol Film”



      Hari sabtu malam tanggal 21 februari 2015 UKM Seni UMI lagi mengadakan ngobrol film dengan tema Ketidakberhingan Makna. Dimana yang bertanggang jawab atas kegiatan tersebut adalah k’ ciwang dan selaku moderator yaitu k’ Pute. Adapun film yang akan ditayangkan berjudul Life Of Pi yaitu sebuah film yang di angkat dari sebuah buku novel.
       Jadwal pemutarannya film tersebut sebenarnya dimulai pada pukul 19.00 WITA. Namun mungkin pemutarannya agak sedikit molor dari waktu yang ditentukan dikarenakan ada sedikit hambatan dari pihak penanggung jawab kegiatan. Dimana dalam persiapan k’ ciwang sendiri kewalahan mencari proyektor untuk kegiatan tersebut, namun karena usaha dan namanya tanggung jawab proyektor pun dapat dihadirkan meskipun dipinjam. Setelah proyektor pinjaman ada, beberapa orang dilaboratorium UKM Seni UMI termasuk ketua umum membantu memasang bekas spanduk berlatar putih tempat dimana nantinya akan ditembakkan cahaya proyektor dan menyiapkan beberapa kebutuhan dalam pemutaran film nantinya. Bersamaan dengan itu, beberapa orang penonton terlihat sudah berdatangan menantikan kegiatan ngobrol film ala UKM Seni UMI di mulai.
            Tepat pukul 19.35 kegiatan tersebut pun di buka oleh k’ Pute selaku moderator membeberkan sedikit informasi dari film yang akan ditayangkan. Termasuk pencerahan bagi penonton dimana penonton diwajibkan agar dapat memaknai film Life Of Pi itu sendiri. Baik dari persepektif manapun, entah itu alur cerita, penokohan, multimedia, dan lain-lain. Karena setelah film diputar akan dilanjutkan dengan ngobrol film, dimana penonton dapat memberikan pendapat mengenai apa yang mereka tangkap dari film tersebut.
            Lampu teras laboratorium UKM Seni UMI pun dimatikan dan selamat menyaksikan. Sorotan cahaya proyektor yang bergambar menembak ke arah spanduk berlatar putih menandakan film telah dimulai. Penonton yang mayoritasnnya adalah anggota UPKSBS UKM Seni UMI pun mulai mengambil posisi duduk yang nyaman dan memfokuskan mata, telinga, dan pikiran ke arah layar tancap. Suasana pun mulai hening dan tenang, tak ada suara dari penonton kecuali suara adegan-adegan film yang berasal dari pengeras suara.
            Meskipun suasana tampak tenang, namun ada beberapa penonton yang sibuk dengan gadgetnya. Mungkin mereka memperbarui status dan lain-lain. Ada pula penonton yang sibuk mencari rokok bahkan cemilan. Nah, karena salah satu penonton memancing untuk mengumpulkan uang membeli gorengan. Beberapa penonton mengeluarkan uangnya untuk dibelikan gorengan. Cemilan memang bisa dikatakan penting dalam menonton sebuah film karena kurang nikmat rasanya jika menonton tidak ditemani cemil-cemilan, minuman dan rokok bagi yang merokok agar dalam memaknai film lebih santai dan rileks. Kebetulan bioskop ini beda dengan bioskop yang ada di pusat-pusat perbelanjaan yang memiliki banyak aturan. Bioskop ala UKM Seni UMI ini memberikan ruang bebas senyaman mungkin bagi penonton.
            Pukul 07.50, setelah beberapa menit film terputar. Suara adzan shalat isya terdengar di sela-sela pemutaran film. Namun tak satu orang pun penonton yang bergegas ke masjid untuk melaksanakan shalat secara berjamaah. Mungkin terlalu asyik menikmati film yang ditayangkan. Karena terlalu asyik, beberapa penonton yang tidak kebagian tempat duduk dengan santai duduk melantai beralaskan sandal tanpa menghiraukan nyamuk-nyamuk yang menggigit.
            Lama kelamaan, satu persatu jumlah penonton bertambah dengan datangnya beberapa anggota UPKSBS. Salah satunya k’ Bahar, yang datang menghampiri tempat duduk penonton dan cuma menengok-nengok lalu pergi lagi dengan motornya.
            Meski jumlah penonton tidak terlalu ramai, namun suasananya lebih nyaman karena berada ditempat terbuka. Udara sejuk malam hari lebih bebas berhembus ke tempat duduk penonton yang ujung-ujungnya berefek ke perut. Yah lapar karena angin malam, itulah yang dirasakan penonton. Namun tak lama kemudian gorengan yang telah lama ditunggu telah datang. K’ Deka dan k’ Aldi datang berboncengan dengan motor membawa beberapa kantongan yang berisi gorengan yang masih hangat disantap sambil menonton.
            Yang namanya makanan itu pasti mengundang perhatian. Begitu juga dalam pemutaran film kali ini. Gorengan yang datang seolah-olah menjadi iklan,  membuat penonton lebih fokus ke gorengan mungkin karena sudah terlalu lapar. Kunyah dan mengunyah, itulah dilakukan penonton sambil menikmati film yang disajikan dilayar tancap kali ini.
            Sesekali penonton terkaget oleh beberapa adegan-adegan film yang menegangkan. Bahkan ada salah beberapa penonton ada yang berteriak kelli-kelli (Istilah teriak histeris dalam bahasa bugis). Namun ketegangan berlalu karena ada satu adegan yang lucu membuat penonton tertawa dan salah satu penonton berkata “Dia Berenang” dengan aksen salah satu daerah di Indonesia.
            Tak terasa waktu terputar, makanan yang disajikan habis duluan dibanding film yang di putar. Suara penonton dengan gerakan melemaskan tubuh yang kaku menandai berakhirnya film yang ditayangkan. Sebagian penonton berhamburan keluar dari teras laboraorium UKM Seni UMI dan lampu teras pun kembali dinyalakan.
            Setelah itu moderator yang cantik jelita k’ pute kembali berbicara di hadapan penonton dan berkata “Siapa yang masih ingat nama Harimau?”. Ada yang jawab Peter Parker dan Richard Parker. Dan selanjutnya moderator mengajak penonton untuk ngobrol mengenai film yang di putar selama 2 jam lebih.
“Yang ingin berpendapat silahkan angkat tangan dan sebutkan nama!” kata moderator ke penonton.
            Resky Utari yaitu penonton yang mengangkat tangan pertama dan mengatakan pendapatnya tentang film Life Of Pi bahwasanya “Tokoh dalam film, memiliki perjuangan hidup yang tidak mudah dan menyerap apa yang ada disekitarnya”.
Lanjut, “Film yang ditampilkan bernuansa pluarisme dan dimana sang tokoh utama mencari Tuhan dengan cara berpindah-pindah agama, mengakui adanya Tuhan dan Agama dan mengesampingkannya lalu mencoba menghilangkan batas-batas dalam Agama meskipun akhirnya tokoh dalam film mengikuti ayahnya yang rasionalis!” Kata penonton yang biasa di panggil k’ Ube.
Sedikit tambahan dari moderator “Sorotan mata hewan adalah cerminan emosi manusia” kata ayah tokoh utama yang sempat dikutip oleh moderator.
            Kemudian, k’ Aldi menyampaikan tentang apa yang ia tangkap setelah menonton film Life Of Pi adalah dimana k’ Aldy hanya bingung dan tidak mengerti dengan beberapa adegan dalam film tersebut. Salah satunya yaitu gigi yang terbungkus oleh daun tanaman. Pendapat k’ Aldy membuat suasana penonton ikut kebingungan.
Namun penonton bernama Bintang mengatakan pendapatnya film tersebut bagi dia hanya ada 1 kalimat yaitu “Hubungan Pencipta dan yang di Ciptakan”.
            Film ini menarik diawal karena banyak menampilkan unsure budaya bahkan ada adegan percintaan yang tidak lebay (berlebihan) tapi tersirat” K’ Ube menambahkan sedikit pendapatnya tentang film tersebut.
            Lalu along berpendapat “Film ini bercerita tentang keyakinan tokoh utama terhadap Tuhan”.
            Setelah Along berpendapat, tiba-tiba k’ Aldi berbicara “Dua ji yang saya dapat dari nonton film tadi, gorengan sama teh. Ehh, sama rokok dari k’ Ube. Terima Kasih k’ Ube” sedikit lelucon dari k’ Aldy disela perbincangan mengenai film tersebut dan penonton yang lain tertawa mendengarkan perkataan k’ Aldi.
            Sebesar bagaimanapun masalah pasti ada jalan keluarnya” adalah makna yang dapat dipetik dari film tersebut kata k’ Dwi.
            K’ Affan pun meminta ijin dari moderator untuk berpendapat. “Film ini sulit dimaknai karena memiliki banyak premis”.
            Moderator pun memberikan tambahan informasi. “Film ini di angkat dari kisah hidup seseorang yang ditulis oleh penulis berasal dari Kanada yang berkunjung ke India dan melakukan beberapa penilitian terhadap seseorang yang diceritakan tersebut”.
            Bisa saya berbicara?” Kata k’ Ahyar ke moderator. “Film ini banyak yang tidak masuk akal!”
            Lalu k’ veno berkata “Menariknya ini film yaitu dimana memadukan sang peniliti dan sang penulis fiksi yang berseberangan tapi dapat berjalan seiringan di film ini”. Langsung saja k’ Ube berbicara “Saya Curiga tokoh utama film ini pembunuh dan cuma menggambarkan manusia yang lain dengan karakter hewan yang mirip dengan karakter manusia yang ditemani sang tokoh utama! Karena banyak adegan fiksi didalamnya.”
            Bagaimanapun  kisah nyata yang difilmkan pasti ada unsure fiksi didalammnya” k’ Veno yang berbicara dengan k’ Ube. Karena kedua penonton tersebut asyik ngobrol, mereka lupa kalau ada moderator dalam ngobrol film tersebut. Akhirnya sang moderator angkat bicara memotong pembicaraan mereka “k’ ada moderator, pulang ma saya kalau tidak di anggap jeka” k’Pute sambil tertawa kecil (hehehehe).
            Karena banyaknya pendapat dari penonton hingga membuat penonton yang hadir agak bingung dengan kesimpulan dari film ini. Maka dari itu k’ ube menyarankan agar teman-teman yang hadir dapat membuat sebuah karya tulis mengenai film yang tadi diputar terserah dari masing-masing perpektif teman-teman yang hadir.
            Dan waktu yang menunjukkan hampir larut malam, satu persatu penonton pulang mengingat situasi Makassar yang marak terjadinya aksi criminal di malam hari. lalu moderator pun menutup kegiatan ini dan menyerahkan sepenuhnya ke k’ Ciwang.
            K’ Ciwang pun memberikan beberapa arahan buat penonton yang ingin membuat karya tulisnya tentang film yang ditayangkan tadi lalu menutup kegiatan tersebut. Kegiatan ini Insya Allah akan di adakan rutin di laboratorium UKM Seni UMI dan semoga kedepannya film yang di tayangkan lebih keren lagi. Terima Kasih.

Sepenggal Kenangan di Pulau Saronde

"wololo habari?" bahasa Gorontalo yang artinya apa kabar. Yah, apa kabar pulau Saronde? Pulau yang sempat saya kunjungi bersama teman-teman Perhimpunan Mahasiswa Informatika dan Komputer Nasional setelah melakukan Musyawarah Nasional  bulan Oktober 2014 lalu yang cukup menguras pikiran di Universitas Negeri Gorontalo. Pulau ini terletak di Kecamatan Kwandang, Kabupaten Gorontalo Utara, sekitar 65 km dari pusat kota Gorontalo dengan waktu tempuh sekitar 1 jam.
Bendera Indonesia bertonggak bambu berdiri tegak di atas atap jerami-jerami. Angin menghembus Merah Putih. Tenangnya ombak membasahi pasir putih halus. Taxi Saronde berjejer terparkir di dermaga. Terumbu karang hidup damai dengan ikan-ikan. Beningnya air laut merangsang tubuh ini untuk turun berenang. Panas Matahari menghitamkan kulit tak mampu mengalahkan hasrat untuk melihat pemandangan bawah laut pulau Saronde. 
Hamparan pasir putih kujadikan lapangan sepak bola bersama teman kerabat. Canda tawa kami mengalahkan panasnya mentari siang hari. Keringat bercucuran kini bersatu dengan asinnya air laut pulau ini. Lagi asyiknya bermain bola tiba-tiba terdengar jerit salah satu kawan saya yang berasal dari Medan. Namanya Dedi, ternyata dia tertusuk bulu babi dibagian kaki dan lutut. Sejenak kami menghentikan permainan dan berusaha menolongnya dengan cara memukul-mukulkan batu ke bagian yang tertusuk. Salah satu penjaga pulau menghimbaukan agar dikencingi. Namun tak ada satupun kami yang mau pipis. Jadinya batu pun terus di pukul-pukulkan ke kaki abang Dedi hingga ia merasa baikan. 
Itulah salah satu cerita yang masih bisa ada di ingatan ketika berada di pulau Saronde. Menjelang sore awan pun tampak memeluk banyak air. Tandanya akan turun hujan, dan kami pun bergegas untuk segera balik ke Kota Gorontalo. Namun Rasanya tak ingin beranjak dari pulau yang indah ini. Kedamaian dapat di jumpai dipulau ini.Tapi apa daya, mungkin lain waktu masih bisa berkunjung di pulau ini. Pulau yang memberi keakraban dengan teman-teman Mahasiswa Informatika Se-Indonesia. 
Salam rindu pulau, teman-teman, dan Salam Teknologi PERMIKOMNAS :D